Maya Natasya.
2 min readFeb 25, 2022

Space Universe

Tidak semua dapat beruntung, ada di dalam kondisi yang mana tidak berutang pada nasib. Untuk makan pun tak ada, sekolah apalagi, harapan seperti ruang kosong, bahkan mimpi pun tak boleh. Tak peduli seberapa sering mencari tempat untuk tersenyum, arah yang dilalui..memilukan.

Aku menyukai hal-hal yang berkaitan dengan Antropologi dan Astronomi. Pengetahuanku sangat kecil, tetapi dunia tempatku singgah begitu luas.

Sore hari yang nampak sejuk, tetapi orang-orang semakin sibuk karena hari akan berlalu menjadi gelap. Semangat mengadu nasib di bawah terik matahari, justru kembali merenungkan tentang kehidupan di hari esok. Orang yang sibuk pulang lepas bekerja ataupun dari sekolah nampak bahagia, yang lainnya termenung karena sedari pagi tak tahu harus berbuat apa, yang ada khawatir karena hari akan berganti. Lagi-lagi tak dapat diukur, waktu sudah berganti malam. Hanya ada bulan dan bintang. Bulan begitu indah bercahaya, hingga bertanya-tanya apakah ia melihat rasa sedih ini? Di antara gelapnya malam, yang bahkan tak terlihat oleh mata.

Rasa sesak di dada yang bahkan tak tahu harus bagaimana mengobatinya. Butuh akan manusia, tapi manusia tempatnya rasa kecewa. Diri ini pun manusia, dan barangkali sering kecewa pada diri sendiri. Terlalu banyak penyesalan yang pernah dilakukan, di sisi lain, memaksa mimpi untuk dapat dibuktikan. Berpikir selintas terkadang merasa terlalu berharga hidup yang diberikan untuk seseorang ini yang penuh kesalahan.

Diantara muatan-muatan itu, lantas tetap menginginkan kehidupan yang baik kedepannya. Keinginan kebahagiaan surgawi. Lepas dari kegelisahan karena masa lalu yang menyakitkan pun karena kesalahan pribadi. Lepas dari pikiran-pikiran negatif tentang hari esok.

Membayangkan betapa luasnya dunia. Dan aku hanya sebagian partikel dunia. Walau begitu, tak mungkin aku di dunia ini, tanpa tujuan.

Menata hati, agar hati ini tahu di sana ada cahaya. Bermimpi lagi tentang hari esok, dimana cahaya tak harus terlihat oleh kasat mata. Dimana kehadiran dalam ruang kehidupan ini tak harus selalu menampilkan sinarnya. Mencoba menata hati ini untuk mengetahui bahwa diri ini sangat layak. Diri ini sangat bersinar. “Bintang-bintang memang tidak selalu terlihat di langit, tetapi kita tahu bahwa bintang itu bersinar.” — Middle School Student A.

Lalu bagaimana kehadiran diri di universe ini?

People have stars, but they aren’t the same. For travelers, the stars are guides. For other people, they’re nothing but tiny lights. And for still others, for scholars, they’re problems…But all those stars are silent stars. You, though, you’ll have stars like nobody else ( The Little Prince ).